“Lawah-Lawah Merah” adalah novel terjemahan tertua dari Eropa yang pertama terbit di Hindia Belanda pada 1875, berbarengan dengan terbitnya terjemahan Robinson Croesoe karya Daniel Defoe.
Peneliti Claudine Salmon menegaskan Lawah-Lawah Merah adalah saduran atas novel L’araignée rouge karangan Louis René Delmas de Pont-Jest alias René de Pont-Jest, dan diterbitkan oleh Ogilvie & Co., di Batavia, dengan produksi cetak yang pada zamannya tergolong mewah. Ukurannya kuarto, dengan ketebalan nyaris seratus halaman, bahkan juga disertai ilustrasi di beberapa babnya.
Novel ini secara eksplisit menggambarkan kondisi masyarakat yang diliputi kabut syak wasangka serta ketidaksanggupan untuk menahan diri dan berpikir jernih. Sesuai genrenya, pengarang mengeksplorasi kejahatan sebagai unsur pokok penggerak cerita, sekaligus strategi melihat bagaimana sejatinya manusia berhadapan dengan keadilan, kejujuran, kekuasaan, hingga perikemanusiaan.
Segala pelik persoalan tersebut seirama dengan latar cerita novel itu yaitu kota Kanton, China, saat didera perang saudara, Perang Taiping, yang merenggut begitu banyak korban nyawa tak berdosa dari kalangan rakyat biasa.
Salmon menceritakan, ada setidaknya 4 kali cetak ulang sejak kali pertama novel itu terbit, yaitu pada 1891, 1902, 1914, dan 1926. Tenggat waktu tiap cetak ulang memang lumayan lama, berkisar sepuluh hingga belasan tahun. Ini menandai Lawah-Lawah Merah pernah populer pada zamannya.
Judul: Lawah-Lawah Merah
Penerjemah: H.D.Wiggers
Pertama terbit oleh Ogilvie & Co. Bekasi, 1875
Tebal: 264 halaman
Ukuran: 13 x 20 cm
Harga: Rp92.000
Pemesanan: 085225036797