Seperti seorang jururekam mengarahkan bidikan kameranya, seperti itulah naratologi cerita-cerita di buku ini bekerja. Alhasil bisa Puan dan Tuan bayangkan betapa filmis adegan demi adegan bergerak.
Tetapi yang kemudian menjadi kelebihan ialah “mata kamera” pengarang bekerja dengan kepekaan yang subtil, disertai ketangkasannya dalam membingkai fragmen peristiwa ke dalam ungkapan sarat metaforis dan ironi, tentu saja dengan sentuhan humor di sana-sini.
Terlepas betapa dominan perhatian pengarang terhadap kisah-kisah seputar asmara dengan berbagai kepelikannya, cerita-cerita di buku ini sanggup menawarkan pengalaman membaca yang menyenangkan.
Rukun iman ada enam, cinta tidak termasuk di dalamnya (Sifat Lain Kenangan).
Tapi yang jelas aku mencintai Firdaus hanya sebagai suami, tidak sebagai pasangan hidup. Bagaimanapun ia punya bakat sebagai suami. Asal kau tahu, tidak semua pria punya bakat menjadi suami (Suatu Malam di Toko Kopi Sally).
Lukmana menyetel lagu yang ini, kemudian di tengah ciuman pacarnya menggantinya dengan lagu yang itu. Begitu seterusnya sampai akhirnya mereka benar-benar menghentikan ciuman dan memutuskan berdebat (Proyek Menulis Cerita Erotis).
Sulung Pamanggih telah menerbitkan cerpennya di Kompas, Suara Merdeka, detik.com, Basabasi.co, ideide.id, tabloid Cempaka, Sehari-hari ia bekerja sebagai jurnalis dan tinggal di Pemalang.
Judul Seharusnya Malam Ini Saya Jatuh Cinta
Penulis: Sulung Pamanggih
Penerbit Beruang
Tahun 2020
Harga 60.000
Pemesanan 085225036797