
Puisi merupakan hasil dari perjalanan batin seseorang yang ingin menyalurkan perasaan dan pengalaman melalui bahasa sastra yang indah. Remaja seusia sekolah lanjutan atas pasti memiliki pergolakan batin yang beragam. Sejumlah peserta didik ini mampu digiring, dirayu, dipersuasi oleh komunitas sastrawan yang terhimpun pada proyek kepemimpinan menghasilkan antologi “Sela: Puisi-puisi dari Ruang yang Tak Terjamah”.
Menulis puisi tak semudah menulis cerita. Puisi tidak sekedar hasil amatan, rekaan, rangkaian, pilihan kata dalam bait dan baris tetapi puisi ini sebagai ungkapan keresahan jiwa yang terpendam dalam. Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat irama,matra,rima, serta penyusunan dalam bentuk larik dan bait. Makna yang diemban tak sekedar makna kata yang tersurat tetapi makna mendalam tersirat dan terungkap melalui gaya bahasa yang ditorehkan para remaja.
Terbitnya antologi “Sela: Puisi-puisi dari Ruang yang Tak Terjamah” luar biasa. Dengan sentilan persuasif para komunitas yang sedikit, memicu gelora remaja untuk berkarya, mengungkapkan keresahan hati yang terpendam. Keberanian dan semangat untuk berkarya menjadi asa masa depan bahwa kami ‘bisa’. Keberanian dalam menyuarakan hal-hal yang selama ini tersembunyi. Puisi-puisi dalam “Sela: Puisi-puisi dari Ruang yang Tak Terjamah” lahir dari kejujuran, kepedihan, harapan, dan kerinduan yang tulus.
Jika, sesama gen Z yang melek teknologi ringan untuk menorehakn resah gelisahnya dalam baris puisi. Mereka adaptif dengan dunianya, peduli lingkungan diri dan sosial serta begitu renyah berpuisi. Membaca karya puisi mereka, ditemukan banyak pesan yang ternyata benda tak bernyawa sekalipun memiliki kehidupan yang seharusnya kita menghargainya. Bahwa benda yang sekalipun tak mampu berpindah ternyata memiliki kisah menyenangkan baik untuk diri mereka maupun sesiapa yang memilikinya.
Membaca buku karya remaja imut ini, maka kau akan temukan bahwa ada bibit kebijakan yang tertanam pada diri mereka yang mana ia belum berkembang dengan sempurna. Bibit itu akan terus tumbuh seiring siraman air dan pupuk positif dari sekitarnya serta orang-orang terdekat dengannya. Siapkah para dwija terus menemani tumbuh kembang benih kebijakan itu pada gen Z?